Selasa, 20 November 2012

proses sosial


PROSES SOSIAL 

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Para sosiologi memandang betapa pentingnya pengetahuan tentang proses social, mengingat pengetahuan prihal struktur masyarakat saja belum cukup memperoleh gambaran yang nyata mengenai kehidupan bersama manusia.Pengetahuan tentang proses-proses social memungkinkan seseorang untuk memperoleh mengenai segi dinamis dari masyrakat atau gerak masyarakat. Kodrat manusia sebagai makhluk sosial adalah keinginannya untuk selalu hidup bersama dengan orang lain dalam suatu kelompok atau masyarakat. Tidak seorang pun di dunia ini yang mampu hidup sendiri tanpa melakukan hubungan atau kerja sama dengan orang lain. Karena pada kodratnya manusia memiliki keterbatasan dan sejak lahir sudah dibekali dengan naluri untuk berhubungan dengan orang lain. Misalnya, seorang balita memerlukan perawatan dan bantuan ibunya karena ia belum mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Selanjutnya, ia memerlukan pemeliharaan kesehatan, pendidikan, dan pergaulan.

B.     Rumusan Masalah
a.       Manusia Sebagai Makhluk Biososial
b.      Interaksi Sebagai Dasar Dari Proses Sosial
c.       Unsur-unsur Interaksi Sosial
d.      Bentuk- Bentuk Interaksi Social
e.       Masalah / Realita di Lapangan


C.     Batasan Masalah
Setelah mengidentifikasi dan membahas masalah yang ada, maka kami hanya dapat membatasi permasalahan pada manusia sebagai makhluk biososial sampai  bentuk-bentuk interaksi social

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
PROSES SOSIAL

A.    Manusia Sebagai Makhluk Biososial
Kepribadian atau personalitas bukanlah merupakan hal yang di warisi, yang diperolehnya dari keturunan, tetapi personalitas itu adalah resultans daripada proses interaksi social, secara fundamental antara individu dengan individu di dalam dan denganseluruh pola kebudayaan yang ada disekitar individu-individu, baik materil maupun non materil, baik individu maupun social. Manusia dilahirkan di dalam masyarakat mempunyai tata hidup dan penghidupan serta pola tingkah laku yang komplek. Ada dua pandangan yang bertentangan satu sama lain tentang hakikat pertumbuhan manusia.
Pertama, ialah pandangan dari nativisme, yang di pelapori oleh Schopenhauer, yang menyatakan bahwa manusia itu akan berkembang menjadi manusia yang bagaimana, hal itu bergantung dari pada nutrisinya, bergantung pada pembawaannya. Kalau pembawaannya pandai itulah akan menjadi manusia yang pintar, sedangkan pengaruh kebudayaan, minsalnya pendidikan bukanlah factor yang paling menentukan.
Kedua, merupakan yang berlawanan dengan pandangan nativisme, ialah pandangan empirisme yang di pelopori oleh Jhon Locke, yang menyatakan bahwa bayi ketika lahir itu ibarat kertas putih bersih, ibarat tabularasa dalam jiwanya, dan akan tumbuh berkembang menjadi apa anak itu kelak tergantung dari pengaruh luar.
Ketiga, perpaduan antara kedua pandangan tersebut ialah pandangan konvegensi , yang ditokohi oleh William Stern, yang mengatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak itu di tentukan oleh factor endogen ( pembawaan) dan faktor exogen, factor dari luar ( milieu alamiah dan sosio cultural )

Kaum sosiologi menganggap bahwa yang menjadi hakikat manusia adala: pertama dorongan-dorongan pokok yang elemen minsalnya makan, eliminasi, vocalisasi dan gerak, kedua sensitivitas terhadap stimuli baik dalam maupun luar individu minsalnya lapar, haus, sakit, dan ketiga perbedaan-perbedaan dan ketidak sejajaran dalam pertumbuhan manusia baik fisik maupun social.
Jadi hakikat manusia adalah pribadi yang tumbuh dan berkembang di dalam pergaulan manusia, didalam interaksi social. Pribadi mana mempunyai kemampuan-kemampuan potensial dari struktur biologis manusia dan di kembangkan oleh struktur social manusia sehingga dengan kata lain bahwa hakikat manusia adalah makhluk biososial. 

B.     Interaksi Sebagai Dasar Dari Proses Sosial
Beberapa pendapat para ahli sosiologi tentang proses social:
1)      Adham Nasution: proses social adalah proses kelompok-kelompok  dan individu-individu saling berhubungan yang merupakan bentuk antara aksi social, ialah bentuk-bentuk yang Nampak kalau kelompok-kelompok manusia atau orang perorangan mengadakan hubungan satu sama lain. Jadi proses social adalah rangkaian human actions yang merupakan aksi dan reaksi atau challenge dan respons didalam hubungannya satu sama lain
2)      Roucek dan Warren, interaksi adalah proses, melalui tindak balas tiap-tiap kelompok berturut-turut menjadi unsure penggerak bagi tindak balas dari kelompok lain. Ia  adalah suatu proses timbal balik, dengan mana satu kelompok dipengaruhi tingkah laku reaktif pihak lain dan dengan berbuat demikian ia mempengaruhi tingkah laku orang lain.
Bentuk umum proses social adalah interaksi social (proses sosial) karena interaksi social merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas social. Bentuk lain proses social hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi social.


Interaksi social merupakan hubungan-hubungan social yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang  perorangan, antara kelompok dengan kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.
 Apabila dua orang bertemu, interaksi social di mulai pada saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi social. Walaupun orang-orang yang bertemu muka tersebut tidak saling berbicara atau tidak saling menukar tanda-tanda interaksi social telah terjadi, karena masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang-orang yang bersangkutan, yang disebabkan oleh minsalnya bau keringat, minyak wangi, suara berjalan dsabnya. Semuanya itu menimbulkan kesan didalam pikirang seseorang kemudian menentukan tindakan apa yang akan dilakukannya.
Interaksi social antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai kesatuan dan bisanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya. Contohnya dapat dikemukakan perang dunia kedua yang lalu sebagaimana dilukiskan oleh Gillin dan Gillin. Pada tanggal 7 desember 1939, patrol prancis telah berhasil menawan tiga orang prajurit jerman. Salah seorang tawanan menderita luka-luka pada tanganya sewaktu terjadi pertempuran . para tawanan dibawa ke garis belakang. Di tempat yang agak terang, tawanan yang luka-luka dan prajurit prancis yang telah menembaknya saling mengenal dan saling memeluk. Ternyata sebelum perang, keduanya adalah sahabat yang selalu bersaing pada setiap perlombaan balap sepeda bayaran. Mereka bukan musuh secara pribadi, tetapi kelompoknya masing-masing( yaitu Negara jerman dan prancis) yang bermusuhan. Interaksi antara kelompok-kelompok tersebut tidak bersifat pribadi.
Contoh lainnya adalah seorang guru menghadapi muridnya yang merupakan suatu kelompok manusia di dalam kelas. Di dalam interaksi social tersebut, pada taraf pertama akan tampak bahwa guru mencoba menguasai kelasnya supaya interaksi berlangsung dengan seimbang, dimana terjadi saling mempengaruhi antara kedua belah pihak. Dengan demikian, interaksi social, hanya berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi kedua belah pihak.



Interkasi social tak akan mungkin terjadi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan Sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap system syarafnya, sebagai akibat hubungan termaksud. Berlangsungnya suatu proses interaksi social berdasarkan berbagai factor lain, factor imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. Factor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri secara terpisah maupun dalam keadaan bergabung. Factor imitasi minsalnya, dari segi positif  imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Sedangkan dari segi negatifnya minsalnya yang ditiru adalah tindakan-tindakan yang menyinpang. Selain itu, juga dapat melemahkan atau bahkan mematikan pengembangan daya kreasi seseorang. Factor sugesti berlangsung apabila seseorang member suatu pandangan atau sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian di terima oleh pihak lain. Berlangsungaya sugesti dapat terjadi karena pihak yang menerima di landa emosi, yang menghambat daya pikirnya secara rasional. Identifikasi sebenarnya merupakan kecendrungan-kecendrungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.proses identifikasi berlangsung dalam suatu keadaan di mana yang beridentifikasi benar-benar mengenal pihak lain (yang menjadi idealnya )  sehingga pandangan, sikap maupun kaidah-kaidah yang berlaku pada pihak lain tadi dapat melembaga dan bahkan menjiwainya.Proses simpati sebenarnya merupakan suatu proses di mana seseorang merasa tertarik kepada pihak lain.dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain yang bekerja sama dengannya. Hal-hal tersebut di atas merupakan factor-faktor minimal menjadi dasar bagi berlangsungnya proses interaksi social, walaupun dalam kenyataanya proses tadi memang sangat kompleks sehingga sulit mengadakan pembedaan tegas antara factor-faktor tersebut.akan tetapi dapat dikatakan bahwa imitasi dan sugesti terjadi lebih cepat, walaupun pengaruhnya kurang mendalam bila dibandingkan dengan identifikasi dan simpati yang secara relative lambat proses berlangsungnya.




Ciri-ciri interaksi social menurut Charles P. Loomis:
·         Jumlah pelaku lebih dari seorang, bisa dua atau lebih
·         Adanya komunikasi antara pelaku dengan menggunakan symbol-simbol
·         Adanya suatu dimensi waktu
·         Adanya tujuan-tujuan tertentu

C.    Unsur-unsur Interaksi Sosial
Di dalam interaksi social mengandung makna tentang kontak mata tentang kontak secara timbale balik atau inter-stimulasi dan respon antara individu-individu kelompok-kelompok. Alvin dan Helen Gouldner, menjelaskan interaksi sebagai aksi dan reaksi diantara orang-orang. Dengan demikian, terjadinya interaksi apabila satu individu atau individu-individu lainnya.
Kata kontak berasal dari bahasa Latin con atau cum (artinya bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh). Arti secara hanafiah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadinya hubungan badaniah. Sebagai gejala seosial itu tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah, karena dewasa ini dengan adanya perkembangan teknologi, orang dapat menyentuh berbagai pihak tanpa menyentuhnya. Dapat dikatakan bahwa hubungan badaniah bukanlah syarat untuk terjadinya suatu kontak. Terjadinya suatu kontak tidaklah semata-mata tergantung dari tindakan, tetapi juga tanggapan terhadap tindakan tersebut. Kontak sosial yang bersifat positif mengarah pada suatu kerja sama, sengangkan yang bersifat negatif mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial. Suatu kontak dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak perimer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka. Kontak sekunder memerlukan suatu perantara. Sekunder dapat dilakukan secara langsung. Hubungan-hubungan yang sekunder tersebut dapat dilakukan melalui alat-alat telepon, telegraf, radio, dst
Kontak pada dasarnya merupakan aksi dari individu atau kelompok dan mempunyai makna bagi pelakunya, yang kemudian ditangkap oleh individu atau kelompok lain.

 Penangkapan makna tersebut yang menjadi pangkal tolak untuk memberikan reaksi. Kontak dapat terjadi secara langsung yaitu: melalui gerak dari fisikal organisme (action of physical organism) minsalnya, melalui pembicaraan, gerak, isyarat, dan dapat pula secara tidak langsung, minsalnya melalui tulisan atau bentuk-bentuk laindari komunikasi jarak jauh. Kontak antara individu tidak saja terjadi pada jarak yang dekat minsalnya pada jarak sejauh kemampuan panca indra manusia tetapi alat-alat kebudayaan manusia memungkinkan individu-individu berkontak pada jarak yang amat jauh. Kalau seorang pembaca, membaca tulisan seorang penulis, maka diantara penulis dan pembaca telah terjadi kontak dengan tidak mengindahkan jarak antara kedua individu tadi dengan demikian juga kalau seorang menelpon dan mendapat jawaban dari seorang individu di ujung lain, maka telah terjadi kontak antara individu itu, demikian dinyatakan oleh Koentjaraningrat.
Arti terpenting komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gera-gerak badaniah atau sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut. Dengan adanya komunikasi tersebut, sikap-sikap dan perasaan suatu kelompok manusia atau perseorangan dapat diketahui oleh kelompok lain atau orang lainnya. Hal itu kemudian merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa yang dilakukannya.
Adapun komunikasi muncul setelah kontak berlangsung. Terjadinya kontak belum berarti telah ada komunikasi, oleh karena komunikasi itu muncul apabila seseorang individu memberi tafsiran pada prilaku orang lain. Dengan tafsiran tadi, lalu seorang itu mewujudkan prilaku, dimana prilaku tersebut merupakan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang itu.
Sehubungan dengan komunikasi, Schlegel berpendapat bahwa manusia adalah makhluk social yang dapat bergaul dengan dirinya sendiri, mentafsirkan makna-makna, objek-objek: di dalam kesedarannya, dan memutuskan bagaimana ia bertindak secara berarti sesuai dengan penafsiran itu.   


Menurut Kimbal Young, interaksi social dapat berlangsung antara:
·         Orang-perorangan dengan kelompok atau kelompok dengan orang-perorangan ( there may be to group to person relation)
·         Kelompok dengan kelompok ( there is group to group intrection)
·         Orang-perorangan ( there is person to person in teraction)
Sehubungan dengan pendapat kimbal young di atas, khusus mengenai hubungan antara kelompok dengan kelompok, atau dimana hubungan itu menyangkut kelompok: pandangan Schagel, yang menyatakan bahwa:
“tingkah laku kelompok yaitu tingkah laku bersama harus di bentuk melalui proses penafsiran juga, agar orang-orang (did alam kelompok) dapat bertindak bersama dalam keadaan-keadaan yang dihadapi kelompok itu. Tetapi yang menafsirkan dan bertindak adalah orang-orang juga. Kelompok juga tidak pernah bertindak bersama. Tingkah laku di dalam kelompok, tindakan banyak orang bisa sama, karena makna-makna dari keadaan itu ditafsirkan sama.”
Dengan demikian, Schlagel ingin mengatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara kelompok atau perorangan dengan kelompok, oleh karena kelompok itu adalah orang-orang juga, maka hubungan yang terjadi adalah antara orang dengan orang; antara satu orang dengan banyak orang, atau antara banyak orang. Secara empiris memang kelompok social itu tidak dapat bertindak, akan tetapi yang bertindak itu adalah seorang ata beberapa orang yang mengatasinya.contohnya bila keluarga melakukan hubungan dengan keluarga lain, maka yang melalukan itu adalah seseorang, yaitu minsalnya: kepala keluarga atau mewakili, maupun yang mengatasnamakan keluarga itu. Dalam pemikiran sosiologi yang dinamakan kelompok social itu bukanlah suatu bangunan fisik, contohnya keluarga itu bukanlah rumah kan tetapi orang-orang yang menjadi anggota kelompok tersebut. Jadi secara kongkret kelompok social itu dapatlah melakukan hubungan dengan kelompok lain.



Menurut Stoner (1995), unsure-unsur interaksi social terdiri atas 8 bagian berikut ini:
  1. Pengirim (sender)
  2. Pembuat sandi (encoding)
  3. Saluran (channel)
  4. Pesan ( message)
  5. Penerima (receiver)
  6. Penguraian sandi ( decoding)
  7. Kegaduhan (noise)
  8. Umpan balik (feedback)
Jadi syarat terjadinya interaksi adalah
·         kontak social (social contact) , yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk yaitu: antarindividu, antarindividu dengan kelompoknya, antar kelompok. Selain itu suatu kontak,dapat pula bersifat lansung maupun tidak langsung
·         Adanya  komunikasi yaitu seseorang memberi arti pada prilaku orang lain, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian member reaksi terhadap seseorang yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. 
                                          
D.    Bentuk- Bentuk Interaksi Social
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict). Pertikaian mungkin akan mendapatkan suatu penyelesaian, namun penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu, yang dinamakan akomodasi. Ini berarti kedua belah pihak belum tentu puas sepenunya. Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial. Keempat bentuk pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan suatu kontinuitas, di dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertikaian untuk akhirnya sampai pada akomodasi.

Gillin dan Gillin mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi social
1.      Proses-proses yang  Asosiatif
                                               
a.      Kerja Sama (Cooperation)
Timbulnya kerja sama menurut Charles H. Cooley adalah apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama, dan pada saat bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan tersebut melalui kerja sama.
Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Juga harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas jasa yang akan diterima. Dalam perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu diperlukan bagi mereka yang bekerja sama supaya rencana kerja samanya dapat terlaksana dengan baik.
Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainya (yang merupakan out-group-nya). Kerja sama akan bertambah kuat jika ada hal-hal yang menyinggung anggota/perorangan lainnya.
Fungsi Kerjasama digambarkan oleh Charles H.Cooley ”kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta penting dalam kerjasama yang berguna.


Dalam teori-teori sosiologi dapat dijumpai beberapa bentuk kerjasama yang biasa diberi nama kerja sama (cooperation). Kerjasama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi dengan :
Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation) : Kerjasama yang sertamerta Kerjasama Langsung (Directed Cooperation) : Kerjasama yang merupakan hasil perintah atasan atau penguasa Kerjasama Kontrak (Contractual Cooperation) : Kerjasama atas dasar tertentu
Kerjasama Tradisional (Traditional Cooperation) : Kerjasama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial.
Ada 5 bentuk kerjasama :      
1)      Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong menolong
2)      Bargaining, Yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara organisasi atau lebih
3)       Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan
4)       Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktut yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karenamaksud utama adalah untuk mencapat satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya adalah kooperatif.
5)      Joint venture, yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan, dst







b.      Akomodasi ( Akomodation)

1)      Pengertian
Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti : menujukkan pada suatu keadaan dan untuk menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan,berarti adanya suatu keseimbangan (equilibrium) dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan
Soejono Soekanto menyatakan bahwa akomodasi itu menunjuk pada dua arti atau maknanya, yang pertama akomodasi menunjuk pada suatu keadaan dan kedua, akomodasi menunjuk pada suatu proses. Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha untuk mencapai penyelasaian pertikaian sedangkan sebagai suatu keadaan, akomodasi menunjuk pada suatu kondisi selesainya pertikaian tersebut.
Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan adaptasi(adaptation) yang di pergunakan oleh ahli-ahli biologi untuk memunjuk pada suatu proses di mana makhluk-makhluk hidup menyusuaikan dirinya dengan alam sekitarnya. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Tujuan Akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu :
1.      Untuk mengurangi pertentangan antara orang atau kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham
2.      Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer


3.      Memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok sosial yang hidupnya terpisah akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal sistem berkasta
4.      mengusahakan peleburan antara kelompok sosial yang terpisah.

2)      Bentuk- bentuk akomodasi
Ø Corecion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan
Ø Compromise, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
Ø Arbitration, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri.
Ø Mediation, pada mediation di undanglah pihak ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada.
Ø Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
Ø Toleration, merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
Ø Stalemate, suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
Ø Adjudication, Penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan

3)      Hasil-hasil Akomodasi
Ø Akomodasi dan Intergrasi Masyarakat
Ø Akomodasi dan intergrasi masyarakat telah berbuat banyak untuk menghindarkan masyarakat dari benih-benih pertentangan laten yang akan melahirkan pertentangan baru.   

Ø Menekankan Oposisi Sering kali suatu persaingan dilaksanakan demi keuntungan suatu kelompok tertentu dan kerugian bagi pihak lain.
Ø Koordinasi berbagai kepribadian yang berbeda Perubahan lembaga kemasyarakatan agar sesuai dengan keadaan baru atau keadaan yang berubah
Ø Perubahan-perubahan dalam kedudukan.
Ø  Akomodasi membuka jalan ke arah asimilasi, Dengan adanya proses asimilasi, para pihak lebih saling mengenal dan dengan     timbulnya benih-benih toleransi mereka lebih mudah untuk saling mendekati.

4)      Asimilasi ( Asimilation)
        Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
Proses Asimilasi timbul bila ada:
Ø  Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya
Ø  orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama sehingga
Ø  kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri

Beberapa bentuk interaksi sosial yang memberi arah ke suatu proses asimilasi (interaksi yang asimilatif) bila memilii syarat-syarat berikut ini:
Ø  Interaksi sosial tersebut bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain, dimana pihak yang lain tadi juga berlaku sama
Ø  interaksi sosial tersebut tidak mengalami halangan-halangan atau pembatasan-pembatasan

Ø  Interaksi sosial tersebut bersifat langsung dan primer
Ø  Frekuaensi interaksi sosial tinggi dan tetap, serta ada keseimbangan antara pola-pola tersebut. Artinya, stimulan dan tanggapan-tanggapan dari pihak-pihak yang mengadakan asimilasi harus sering dilakukan dan suatu keseimbangan tertentu harus dicapai dan dikembangankan.

Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah:
Ø  Toleransi
Ø  kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
Ø  sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
Ø  sikap tebuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
Ø  persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
Ø  perkawinan campuran (amaigamation)
Ø  adanya musuh bersama dari luar

Faktor umum penghalangan terjadinya asimilasi
Ø  Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat
Ø  kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan dengan itu seringkali menimbulkan faktor ketiga
Ø  perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi
perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya
Ø  .Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi
Ø  In-Group-Feeling yang kuat menjadi penghalang berlangsungnya asimilasi. In Group Feeling berarti adanya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan.

Ø  Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap minoritas lain apabila golongan minoritas lain mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa
Ø  faktor perbedaan kepentingan yang kemudian ditambah dengan pertentangan-pertentangan pribadi.
          Asimilasi menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan sosial dan dalam pola adat istiadat serta interaksi sosial. Proses yang disebut terakhir biasa dinamakan akulturasi. Perubahan-perubahan dalam pola adat istiadat dan interaksi sosial kadangkala tidak terlalu penting dan menonjol.
2.      Proses Disosiatif
           Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang persis halnya dengan kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan. Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Pola-pola oposisi tersebut dinamakan juga sebagai perjuangan untuk tetap hidup (struggle for existence).
 Untuk kepentingan analisis ilmu pengetahan, oposisi proses-proses yang disosiatif dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu:
a.      Persaingan (competion)
          Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Persaingan mempunya dua tipe umum
Bersifat Pribadi : Individu, perorangan, bersaing dalam memperoleh kedudukan. Tipe ini dinamakan rivalry.

Bersifat Tidak Pribadi : Misalnya terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu.
Bentuk-bentuk persaingan
·         Persaingan ekonomi : timbul karena terbatasnya persediaan dibandingkan dengan jumlah konsumen
·         Persaingan kebudayaan : dapat menyangkut persaingan bidang keagamaan, pendidikan, dst
·         Persaingan kedudukan dan peranan : di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok terdapat keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan terpandang.
·         Persaingan ras : merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini disebabkan karena ciri-ciri badaniyah terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya.
Persaingan dalam batas-batas tertentu dapat mempunyai beberapa fungsi :
·         Menyalurkan keinginan individu atau kelompok yang bersifat kompetitif
·         Sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa medapat pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing.
·         Sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan sosial. Persaingan berfungsi untuk mendudukan individu pada kedudukan serta peranan yang sesuai dengan kemampuannya.
·         Sebagai alat menyaring para warga golongan karya (”fungsional”)
Menurut Horton dan Hunt, fungsi persaingan adalah:
·         Persaingan boleh dianggap sebagai suatu alat pendistribusian yang tidak sempurna
·         Persaingan dapat membentuk sikap tertentu bagi yang melakukan pesaingan ( competetors)
·         Persaingan dapat memberikan stimulasi atau ransangan kepada setiap orang untuk melakukan prestasi yang baik.

Ransangan dari suatu persaingan pada dasarnya dan bagaimana pun paling sedikit terbatas dalam tiga hal yaitu:
·         Persaingan dapat memberikan efek kemunduran bagi masyarakat
·         Persainagan hanya dapat membangkitkan semangat pada beberapa macam kegiatan
·         Persaingan mempunyai tedensi atau kecurangan yang mengarah pada pertikaian atau conflict
Hasil suatu persaingan terkait erat dengan berbagai faktor berikut ini ”
·         Kerpibadian seseorang: seperti dikemukakan oleh Charles H.Cooley, apabila persaingan dilakukan secara jujur, persaiangan akan dapat mengembangkan rasa social dalam diri seseorang.
·          Kemajuan : Persaingan akan mendorong seseorang untuk bekerja keras dan memberikan sahamnya untuk pembangunan masyarakat.
·         Solidaritas kelompok : Persaingan yang jujur akan menyebabkan para individu akan saling menyesuaikan diri dalam hubungan-hubungan sosialnya hingga tercapai keserasian.
·         Disorganisasi : Perubahan yang terjadi terlalu cepat dalam masyarakat akan mengakibatkan disorganisasi pada struktur sosial.

b.      Kontravensi ( contravention)
            Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Kontravensi di tandai oleh gejala-gejala adanya ketidak puasan mengenai diri seseorang atau suatu rencana dan perasaan tidak suka yang di sembunyikan, kebencian, atau keragu-raguan terhadap kepribadian seseorang.
 Bentuk kontraversi menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker ada 5 :
·         yang umum meliputi perbuatan seperti penolakan, keenganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguang-gangguan, kekerasan, pengacauan rencana.

·         yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian pada pihak lain, dst.
·         yang intensif, penghasutan, menyebarkan desas desus yang mengecewakan pihak lain
yang rahasia, mengumumkan rahasian orang, berkhianat.
·         yang taktis, mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain.
Contoh lain adalah memaksa pihak lain menyesuaikan diri dengan kekerasan, provokasi, intimidasi, dst.
Menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum kontravensi :
·         Kontraversi generasi masyarakat : lazim terjadi terutama pada zaman yang sudah mengalami perubahan yang sangat cepat.
·         Kontraversi seks : menyangkut hubungan suami dengan istri dalam keluarga.
·         Kontraversi Parlementer : hubungan antara golongan mayoritas dengan golongan minoritas dalam masyarakat.baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam lembaga legislatif, keagamaan, pendidikan, dst.
Tipe Kontravensi:
·         Kontravensi antarmasyarakat setempat, mempunyai dua bentuk :
·         Kontavensi antarmasyarakat setempat yang berlainan (intracommunity struggle)
Kontravensi antar golongan-golongan dalam satu masyarakat setempat (intercommunity struggle)
·         Antagonisme keagamaan
·         Kontravensi Intelektual : sikap meninggikan diri dari mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi atau sebaliknya
·         Oposisi moral : erat hubungannya dengan kebudayaan.




c.       Pertentangan (pertikaian atau conflict)
            Pribadi maupun kelompok menyadari adanya perbedaan-perbedaan misalnya dalam ciri-ciri badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, dan seterusnya dengan pihak lain.pertentangan atau pertiakain merupakan proses social di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan atau pertikaian.
Sebab musabab pertentangan adalah :
·         Perbedaan antara individu
·         Perbedaan kebudayaan
·         perbedaan kepentingan
·         perubahan sosial.
       Pertentangan dapat pula menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat. Timbulnya pertentangan merupakan pertanda bahwa akomodasi yang sebelumnya telah tercapai.
Pertentangan mempunyai beberapa bentuk khusus:
·         Pertentangan pribadi
·         Pertentangan Rasial : dalam hal ini para pihak akan menyadari betapa adanya perbedaan antara mereka yang menimbulkan pertentangan
·         Pertentangan antara kelas-kelas sosial : disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan
Pertentangan politik : menyangkut baik antara golongan-golongan dalam satu masyarakat, maupun antara negara-negara yang berdaulat
·         Pertentangan yang bersifat internasional : disebabkan perbedaan-perbedaan kepentingan yang kemudian merembes ke kedaulatan Negara



Akibat-akibat bentuk pertentangan
·         Tambahnya solidaritas in-group
·         Apabila pertentangan antara golongan-golongan terjadi dalam satu kelompok tertentu, akibatnya adalah sebaliknya, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok tersebut.
·         Perubahan kepribadian para individu
·         Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia
·         Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak

E.     Masalah / Realita di Lapangan
            Masalah yang di ambil tentang bentuk-bentuk interaksi yang salah satunya kontravensi (contravention) yang hakikatnya adalah merupakan bentuk proses social yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaan. dalam  bentuk murninya kontravensi merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orang lain atau terhadap unsure-unsur kebudayaan suatu golongan tertentu. Sikap tersembunyi tersebut dapat berubah menjadi kebencian, tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian, salah satu contohnya adalah apabila rencana yang telah ditetapkan pemerintah diragukan kegunaannya oleh masyrakat yang salah satunya terjadi saat ini pada kasus lumpur lapindo.
Masalah kebijakan pemerintah tentang dana untuk penanggulangan lapindo
          Pemerintah dinilai ambigu saat mengatakan negara mengalami defisit anggaran. Pasalnya, pemerintah malah mengakomodasi dana untuk penanggulangan semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur.
“Kalau semburannya belum berhenti, tanggulnya masih jebol, daerah yang terkena dampak juga semakin luas. Dengan tidak adanya garis batas yang jelas bencana alam atau menjadi tanggung jawab perusahaan (Lapindo Brantas), tahun-tahun berikutnya APBN akan terus terbebani persoalan ini.

Ketika Pemerintah menyatakan alokasi dana untuk subsidi BBM – yang  dinikmati oleh hampir seluruh rakyat Indonesia dan dampaknya sangat sentral pada perekonomian rakyat – harus dikurangi agar APBN 2012 tidak jebol, ternyata pada saat yang bersamaan Pemerintah justru menaikkan anggaran negara yang dialokasikan bagi penanggulangan dampak semburan lumpur panas di Sidoarjo, yang diakibatkan oleh pengeboran minyak yang dilakukan olebh sebuah korporasi besar bernama Lapindo Brantas Incorporation (LBI).
Dalam UU APBN Perubahan 2012 (APBN-P 2012), bukan hanya pasal 7 ayat 6 (a) tentang BBM yang membolehkan Pemerintah melakukan penyesuaian harga jika rerata perubahan ICP mencapai 15% dalam kurun waktu 6 bulan, itu saja yang menjadi polemik. Rupanya, di pasal 18 juga ada perubahan dan tambahan butir (c) yang luput dari perhatian anggota DPR sehingga perubahan pasal tersebut disahkan. Pasal 18 (c) inilah yang kemudian disebut-sebut sebagai barter dan deal politik antara Partai Demokrat dengan Partai Golkar.
Bunyi pasal 18 (c) APBN-P 2012 itu menyebutkan bahwa bantuan kontrak rumah dan tunjangan hidup, serta biaya evakuasi dan pembayaran pembelian tanah dan bangunan di luar peta terdampak bisa diatur lewat Perpres. Ini mengubah kebijakan sebelumnya di mana pemerintah hanya membayari wilayah di dalam peta terdampak. Sebagai konsekwensinya, dana APBN yang dialokasikan untuk itu mencapai Rp. 1,6 Triliun, naik dibandingkan APBN tahun 2011. Penanganan lumpur Lapindo yang diambil langsung dari APBN itu dimulai setelah Peraturan Presiden No 14 Tahun 2007 terbit. Padahal, sebelum aturan tersebut dikeluarkan, dalam Keppres No 13 Tahun 2006 ditetapkan anggaran penanganan bencana lumpur Lapindo berasal dari Lapindo Brantas Inc. Berikut tabulasi dana yang telah dikucurkan negara untuk menanggulangi dampak lumpur Lapindo :




TAHUN
NILAI (Rp.)
TERSERAP (Rp.)
%-TASE SERAPAN
2007
505 Miliar
119 Miliar
23,56%
2008
1,1 Triliun
513 Miliar
46,67%
2009
1,147 Triliun
705 Miliar
61,5%
2010
1,216 Triliun
300 Miliar
24,6%
2011
1,3 Triliun
Belum ada data

2012
1,6 Triliun
Belum terlaksana

TOTAL
6,2 Triliun






Lihatlah bahwa anggaran negara yang ditetapkan oleh Pemerintahan SBY nilainya naik setiap tahun, sementara serapannya sangat rendah. Jika sudah terbukti serapannya rendah, kenapa Pemerintah selalu menaikkan alokasi anggarannya? Bukankah ini ganjil? Sekedar untuk diketahui, dana yang dibebankan sebagai tanggung jawab pihak Lapindo yang hanya Rp. 3,8 triliun dan tidak bakal bertambah lagi. Itupun, belum seluruhnya diselesaikan.
ada politik ekonomi yang terjadi antara SBY dengan Ical, perihal semburan lumpur Sidoarjo yang bermula dari eksplorasi PT. Lapindo Brantas, perusahaan pertambangan milik Ical. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie dituding telah melakukan konspirasi untuk menetapkan status semburan lumpur Sidoarjo sebagai bencana alam.
Solusi untuk masalah pada lumpur lapindo.
                
Mencoba Kanal Terpadu

Tim FPBI pada tahun 2007 pernah mengajukan usulan untuk pembuatan Kanal Terpadu ke pihak Timnas, namun tidak mendapatkan tanggapan dengan seksama. Kanal Terpadu dapat difungsikan mengelola aliran lumpur dengan meminimalisasi kebutuhan tanggul yang notabene tidak membutuhkan biaya dan bahan sirtu dalam jumlah besar.

Skema Kanal terpadu antara lain :
Pada pusat semburan (big hole) di pasang semacam tabung raksasa dari besi atau semen cor sesuai ketinggian semburan lumpur dan di buat coakan yang mengarah ke selatan.

1.      Kemudian dibuat kanal dengan sambungan elastis dari semen atau bahan lainnya (misalnya campuran lumpur dan semen) dari coakan tersebut ke Kali Porong dengan konstruksi semi ponton (terapung) yang diperkuat dengan tiang pancang atau dudukan dari tanggul sirtu. Pembuatan kanal tersebut menyesuaikan dengan perbedaan ketinggian antara semburan dengan Kali Porong, dimana kanal lebih tinggi di pusat semburan dibanding dengan tanggul Kali Porong dengan perbedaan ± 20 meter.
2.      Pemasangan pompa air untuk mengalirkan dengan melalui pipa dari Kali Porong ke pusat semburan yang berguna untuk mempertahankan likuiditas lumpur sehingga lumpur akan mengalir dengan sendirinya ke Kali Porong.
3.      Pembangunan Bendung Gerak pada Pintu Air di Kali Porong tepat pada pintu air Jabon yang berfungsi untuk menggelontor endapan lumpur di Kali Porong dengan memanfaatkan volume air tertentu dari Kali porong dan Kali mati yang di perdalam dengan pengerukan. Pintu Bendung Gerak akan secara otomatis terbuka apabila mencapai volume tertentu yang cukup untuk menggelontor lumpur ke sepanjang Kali Porong.
4.      Penempatan Kapal Keruk di sepanjang aliran Kali Porong sampai muara yang berfungsi untuk mengurangi endapan lumpur di Kali Porong dengan menaikkanya ke sepanjang tanggul Kali Porong. Endapan ini akan dapat difungsikan untuk mempertinggi tanggul-tanggul pada pertambakan maupun urugan jalan.

Pembuatan Kanal Terpadu tersebut diperkirakan membutuhkan baiaya lebih kecil dibanding dengan pekerjaan tanggul yang tiada henti tersebut dan menguntungkan beberapa pihak itu. Dan tidak terjadi berbagai spekulasi tentang dana yang di gunakan untuk lumpur lapindo yang membuat masyarakat menjadi bertanya-tanya tentang kebijakan pemerintah tentang lumpur lapindo.





BAB III
PENUTUP
a.       Kesimpulan
hakikat manusia adalah pribadi yang tumbuh dan berkembang di dalam pergaulan manusia, didalam interaksi social. Pribadi mana mempunyai kemampuan-kemampuan potensial dari struktur biologis manusia dan di kembangkan oleh struktur social manusia sehingga dengan kata lain bahwa hakikat manusia adalah makhluk biososial
 proses social adalah proses kelompok-kelompok  dan individu-individu saling berhubungan yang merupakan bentuk antara aksi social, ialah bentuk-bentuk yang Nampak kalau kelompok-kelompok manusia atau orang perorangan mengadakan hubungan satu sama lain. Jadi proses social adalah rangkaian human actions yang merupakan aksi dan reaksi atau challenge dan respons didalam hubungannya satu sama lain. Interaksi sosial adalah kunci semua kehidupan sosial, tanpa interaksi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.
 Ciri-ciri interaksi social menurut Charles P. Loomis:
·         Jumlah pelaku lebih dari seorang, bisa dua atau lebih
·         Adanya komunikasi antara pelaku dengan menggunakan symbol-simbol
·         Adanya suatu dimensi waktu
·         Adanya tujuan-tujuan tertentu

Unsure-unsur interaksi social:
1.      Kontak sosial
2.      Komunikasi


Bentuk-bentuk interaksi social
1.      Proses-proses yang  Asosiatif
·     Kerja Sama (Cooperation)
·     Akomodasi ( Akomodation)
2.      Proses Disosiatif
·     Persaingan (competion)
·     Kontravensi ( contravention)

b.      Saran
Untuk kasus yang terjadi pada lumpur lapindo hendaknya pemerintah hendaknya bertindak tegas dalam menangani masalah lumpur lapindo dan dana yang di keluarkan harus di tetapkan supaya masyarakat tidak menjadi bertanya-tanya tentang kebijakan pemerintah.












DAFTAR PUSTAKA
Soekanto, Soejono.2009.Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada
Ahmadi, Abu. 2007. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi Di Masyarakat. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Soleman, Taneko. 1990. Struktur Dan Proses Sosial: Suatu Pengantar Sosiologi Pembangaunan. Jakarta : CV Raja Wali
Syani, Abdul. 1994. Sosiologi: Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta : Bumi Aksara









Tidak ada komentar:

Posting Komentar