Sabtu, 15 Desember 2012

TELEVISI DIKAMAR TIDUR TINGKATKAN OBESITAS


TELEVISI DIKAMAR TIDUR TINGKAT KAN RESIKO OBESITAS


Apakah di kamar tidur buah hati Anda ada televisi yang bisa leluasa ditonton oleh mereka? Jika iya, sebaiknya Anda berhati-hati. Pasalnya sebuah penelitian terbaru membuktikan kalau keberadaan televisi di kamar anak mampu meningkatkan risiko obesitas pada mereka.
Seperti yang dilansir dari Toronto Sun (11/12), peneliti menganalisis 369 anak berusia 5-18 tahun di Baton Rouge, Louisiana. Ukuran pinggang, tekanan darah, kolesterol, dan massa lemak mereka diperiksa.

MENGATASI ANAK TIDAK MAU SEKOLAH

Mengatasi Anak Tidak Mau Sekolah

Anak Tidak Mau Sekolah
Anak Tidak Mau Sekolah

 

Sebenarnya penyebab anak tidak mau sekolah adalah salah satu pertanyaan yang bisa saja dijawab dengan beribu sebab dan alasan. Hal ini begitu penting mengingat rasa tidak suka akan sekolah oleh anak anda, bisa bertahan beberapa hari, atau bahkan seumur hidup. Anda harus tahu cara mengatasi anak yang malas sekolah.

BERMAIN PUZZLE

Bermain Puzzle

Puzzle merupakan permainan yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan anak dalam merangkainya. Dengan terbiasa bermain puzzle, lambat laun mental anak juga akan terbiasa untuk bersikap tenang, tekun, dan sabar dalam menyelesaikan sesuatu. Kepuasan yang didapat saat ia menyelesaikan puzzle pun merupakan salah satu pembangkit motifasi untuk mencoba hal-hal yang baru baginya.
                                


                        PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Ada beberapa prinsip yang dapat digunakan oleh pendidik dalam melaksanakan pendidikan anak usia dini. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Berorientasi pada kebutuhan anak
Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini harus sentiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkrmbangan, baik perkembangan fisik maupun psikis yaitu, : intelektual , bahasa, motorik, dan sosial emosional
2.    Belajar melalui bermain
Bermain merupakan sarana belajar anak usia dini. Melalui bermain, anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, dan mengambil kesimpulan mengenai benda sekitarnya.

Jumat, 14 Desember 2012

perkembangan motorik



                                                       
A.    Motorik kasar dan Metode pembelajarannya
Motorik Kasar (Jasmani)
Pengembangan motorik kasar dapat dilaksanakan dengan :
  • Dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang sesuai dengan kemampuan anak
  • Dikaitkan dengan tema yang sesuai dengan lingkungan anak dan kegiatan lain yang menunjang kemampuan yang hendak dikembangkan
  • Permainan-permainan dan latihan yang diberikan hendaknya disesuaikan dengan taraf pertumbuhan dan perkembangan anak didik
  • Situasi harus menarik dan menyenangkan anak
  • Memberikan kebebasan kepada anak untuk melakukan kegiatan dan menghindari kepemimpinan otoriter
  • Memberi pengawasan dan bimbingan terhadap anak yang melakukan kegiatan
  • Melaksanakan kegiatan dengan bervariasi dan terpadu
Metode yang dapat digunakan dalam pengembangan motorik kasar antara lain pemberian tugas, praktik langsung, bermain sambil bernyanyi, menari, senam dan latihan.
Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf dan otot yang terkoordinasi. Perkembangan tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan masa yang ada pada waktu lahir. Sebelum perkembangan tersebut terjadi, anak tidak berdaya.
Sebagai pendidik harus memahami bahwa apa yang terjadi pada rentangan anak usia dini (0 – 8 tahun), khususnya pada usia 3 – 4 tahun, merupakan masa emas perkembangan motorik terutama motorik kasar. Anak menyenangi kegiatan fisik, mulai mengembangkan keterampilan baru dan memperbaiki keterampilan sebelumnya. Pendidik sebaiknya merancang kegiatan harian yang menyediakan kesempatan pada anak untuk 5
mempraktekkan kemampuan fisiknya. Kesempatan berpraktek tersebut sangat membantu anak dalam meningkatkan kompetensi dan kepercayaan dirinya. Anak usia ini belum memiliki kematangan dalam keputusan perceptual. Dengan demikian, lingkungan fisik di lembaga pendidikan sebaiknya menyediakan sejumlah peralatan pengembangan motorik yang bervariasi berdasarkan pada keseimbangan dan koordinasi yang sesuai untuk anak. Hal ini untuk menghindari kecelakaan yang dapat membahayakan anak.
Karakteristik lingkungan yang mendukung perkembangan fisik dan motorik untuk anak usia 3 – 4 tahun adalah ketika kita sebagai pendidik :
  • Menyadari bahwa keterampilan motorik kasar berkembang lebih dahulu sebelum keterampilan motorik halus
  • Menyediakan cukup kesempatan bagi anak untuk mempraktekkan sejumlah keterampilan
  • Menghubungkan keterampilan anak yang sedang berkembang dengan kekuatan, keseimbangan dan koordinasi dengan menyediakan sejumlah alat permainan, waktu, kebebasan dan dukungan yang memadai
  • Mendukung dan menyemangati peningkatan tingkatan kontrol dan koordinasi anak
  • Mengenali persistensi anak dalam suatu tugas yang spesifik
  • Menyediakan lingkungan yang menantang tetapi aman
  • Menghargai kapabilitas anak secara individual
  • Menyediakan peralatan dan pengalaman yang dapat digunakan oleh anak pada tingkatan yang berbeda oleh anak yang berbeda
  • Memastikan bahwa kesempatan yang layak telah disediakan bagi anak laki- laki dan anak perempuan untuk ikut serta dalam berbagai tingkatan pengalaman
  • Mendukung perbedaan jenis permainan anak dalam lingkungan pembelajaran yang tersediakan

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Karakteristik metode yangmemiliki kelebihan dan kelemahan maka guru menggunakanmetode yang bervariasi. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk memilih metode mengajar sebagai berikut (Djamarah, 1996:184):
a) Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya.
b) Anak didik dengan berbagai tingkat kematangannya.
c) Situasi dengan berbagai keadaannya.
d) Fasilitas dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya.
e) Pribadi guru dan kemampuan profesinya yang berbeda-beda.

B.     Metode Pemberian Tugas
  1. Pengertian Metode Pemberian Tugas
                   Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Karakteristik metode yang memiliki kelebihan dan kelemahan maka gurumenggunakan metode yang bervariasi (Winarno. S, 2003: 96).Dalam kamus besar BI (1999: 107), tugas diartikan sebagai sesuatu yang wajib dikerjakan atau ditentukan untuk dilakukan, pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang atau pekerjaan yang wajib dibebankan. Pemberian tugas adalah suatu pekerjaan yang harus anak didikselesaikan tanpa terikat dengan tempat. Tugas dapat diberikan dalam bentuk daftar sejumlah pertanyaan mengenai mata pelajaran tertentu dan tugas dapat berupa perintah yang harus dibahas dengan diskusi atau perlu dicari uraiannya pada buku pelajaran (www.websters.dictionary-online-net).
                   Metode pemberian tugas adalah salah satu teknik yang digunakan dengan tujuan agar anak melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman anak dalam mempelajari sesuatu dapat terintegrasi (Roestiyah, 2001:133).
                   Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa metode pemberian tugas merupakan tugas atau pekerjaan yang sengaja diberikan kepada anak TK uyang harus dilaksanakan dengan baik. Tugas itu deberikan kepada anak TK untuk memberikan kesempatan kepada mereka untuk menyelesaikan tugas yang disasarkan pada petunjuk langsung dari guru yang sudah dipersiapakan sehingga anak dapat menjalani secara nyata dan melaksanakan dari awal sampai tuntas dan dugas yang diberikan baik secara individu maupun kelompok (Kurikulun Taman Kanak-Kanak, 1986 : 10)
  1. Manfaat Penggunaan Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas merupakan salah satu metode untuk memberikan pengalaman belajar yang dapat meningkatkan cara belajar yang lebih baik dan memantapkan penguasaan perolehan hasil belajar.
Dengan pemberian tugas guru TK dapat memperoleh umpan balik  tentang kualitas hasil belajar anak. Hasil pemberian tugas yang diberikan secara cepat dan menjadi kemampuan prasyarat anak untuk memperoleh pengalaman belajar yang lebih luas, tinggi dan kompleks.
Pemberian tugas secara tepat dan dirancang secara seksama dapat menghasilkan prestasi belaja optimal. Prestasi belajar optimal akan menjadi landasan yang kuat dalam memasuki kegiatan belajar lebih lanjut, yang merupakan peningkatan penguasaan kemampuan yang sudah dimiliki itu. Bila pemberian tugas itu menggunakan bahan yang bervariasi dan sesuai dengan kebutuhan dan minat anak, maka memberikan arti yang besar bagi anak TK tersebut. Penggunaan materi secara bervariasi itu banyak alternatifnya antaralain : menggunakan bahan yang memang betul-betul baru. Alternatif-alternatif tersebut dapat membangikitkan minat anak terhadap tugas yang akan diberikan berikutnya. Setiap anak akan menerima tugas dari guru, anak menunggu penuh rasa ingin tahu, penuh semangat, dan siap untuk mengerjakannya.

  1. Tujuan Kegiatan Pemberian Tugas bagi Anak TK
Melalui pemberian tugas anak memperoleh pemantapat materi yang telah diajarkan. Pemantapan materi tersebut merupakan prasyaratan untuk mempelajari materi yang lebih sulit atau yang lebih kompleks dengan mudah karena prasyarat kemampuan untuk mempelajari materi tersebut sudah dikuasai.
Pemberian tugas dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan berfikir. Kemampuan berfikir meliputi kemampuan yang paling sederhana sampai kepada kemampuan yang kompleks yakni dari kemampuan mengingat sampai dengan kemampuan memecahkan masalah.
Pemberian tugas dalam kaitan pemecahan masalah untuk meningkatkan kemampuan berfikir dalam kaitan pengembangan krativitas, bahasa, berhitung, musik, bermain dan ilmu pengetahuan alam.
Pemberian tugas dalam rangka pencapaian tujuan pengembangan motorik, kognitif atau yang lain perlu memerhatikan hal-hal berikut :
1.      Karena pemberian  tugas merupakan bagian integral proses pengajaran, bukan proses siluar pengajaran atau pengantar belajar, maka tujuan tugas secara cermat merupakan bagian penting agar tugas dapat dilaksanakan secara mantap yang ditunjukkan kualitas hasil belajar.
2.      Pemberian tugas tidak sekedar menyibukkan anak melainkan harus dapat memberikan sumbangan terhadap hasil belajar yang diharapkan.
3.      Pemberian tugas harus memberikan pemngalaman anak untuk bekerja lebih baik.
4.      Pemberian tugas harus menantang pengembangan kreativitas anak. Jadi bila anak mendapat tugas untuk mengerjaka sesuatu, ia harus memperoleh peluang untuk mengembangkan kreativitasnya.
5.      Pemberian tugas harus menumbuhkan kesadaran pada diri anak bahwa apa yang dilakukan itu untuk diri sendiri, bukan untuk guru. Sedangkan guru memberikan kesempatan anak meningkatkan penguasaan dan keterampilan proses belajarnya.
Contohnya pemberian tugas dengan pengembangan motorik kasar anak , dalam kegiatan ini dapat dirumuskan tujuan dari pemberian tugas yakni, sebagai berikut :
1.      Dapat mengembangkan kemampuan anak berupa koordinasi gerakan tubuhnya seperti berlari, berjinjit,melompat, bergantung, melempar, menangkap serta menjaga keseimbangan.
2.      Dapat melatih kemampuan kognitif anak, dimana anak berfikir untuk melakukan kegiatan apa yang diperintahkan guru.
3.      Dengan metode pemberian tugas, anak dapat mengembangkan kemampuan sosial emosi anak saat melakukan kegiatan bersama-sama temannya, misalnya ada teman yang terjatuh pada saat melompat anak lain menolong, selain itu anak ditanamkan sikap saling menghargai antar sesama teman misal tidak mentertawai teman saat jatuh.

  1. Fase-fase Metode Pemberian Tugas
            Menurut Winarno.S, (www.scribd.com) pemberian tugas dapatmengikuti fase-fase berikut:
1)      Fase pemberian tugas
Tugas yang diberikan kepada setiap anak didik harus jelas dan petunjuk-petunjuk yang diberikan harus terarah.
2)      Fase belajar
Fase ini anak didik belajar (melaksanakan tugas) sesuai tujuan dan petunjuk-petunjuk guru.
3)      Fase resitasi
Fase ini anak didik mempertangungjawabkan hasil belajarnya, baik berbentuk laporan lisan maupun tertulis.


e.       Kelebihan dan Kekurangan Metode Pemberian Tugas
Kelebihan  metode  pemberian tugas pada pengembangan fisik motorik antara lain:
1)      Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama karena anak melakukan kegiatan itu secara langsung. Contohnya pada pengenalan konsep warna, bentuk/pola dll.
2)      Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri. Contohnya  

Kekurangan metode pemberian tugas sebagai berikut :
1)      Anak didik sering melakukan penipuan, misalnya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
2)      Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan.
3)      Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individu.

METODE QIROATI


Metode Qiroati


  1. Pencipta dan penemu metode qiroati
Metode ini disusun oleh H. Ahmad Dahlan Salim Zarkasyi, semarang. Terbitan pertama pada tanggal 1 Juli 1986 sebanyak 8 jilid. Setelah dilakukan revisi dan ditambah materi yang cocok. Dalam praktek pengajaran, materi qiroati ini dibeda-bedakan, khusus untuk anak-anak pra sekolah TK (usia 4-6 tahun) dan untuk remaja dan orang dewasa. Metode qiraati adalah suatu metode membaca Al-Qur'an yang langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Dalam pengajarannya metode qiroati, guru tidak perlu memberi tuntunan membaca, namun langsung saja dengan bacaan pendek. Adapun tujuan pembelajaran qira’ati ini adalah sebagai berikut:

Kamis, 06 Desember 2012

Ragam Model Pembelajaran Terpadu

                
Menurut Fogarty dalam bukunya How to Integrate the Curricula, ada 10 macam model pembelajaran terpadu, seperti : fragmented (penggalan), connected (keterhubungan), nested (sarang), sequenced (pengurutan), shared (irisan), webbed (jaring laba-laba), threaded (bergalur), integrated (terpadu), immersed (terbenam), dan networked (jaringan kerja). Model-model tersebut dapat diuraikan secara ringkas sebagai berikut: