PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Para sosiologi memandang betapa pentingnya pengetahuan tentang
proses social, mengingat pengetahuan prihal struktur masyarakat saja belum
cukup memperoleh gambaran yang nyata mengenai kehidupan bersama
manusia.Pengetahuan tentang proses-proses social memungkinkan seseorang untuk
memperoleh mengenai segi dinamis dari masyrakat atau gerak masyarakat. Kodrat
manusia sebagai makhluk sosial adalah keinginannya untuk selalu hidup bersama
dengan orang lain dalam suatu kelompok atau masyarakat. Tidak seorang pun di
dunia ini yang mampu hidup sendiri tanpa melakukan hubungan atau kerja sama
dengan orang lain. Karena pada kodratnya manusia memiliki keterbatasan dan
sejak lahir sudah dibekali dengan naluri untuk berhubungan dengan orang lain.
Misalnya, seorang balita memerlukan perawatan dan bantuan ibunya karena ia
belum mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Selanjutnya, ia memerlukan
pemeliharaan kesehatan, pendidikan, dan pergaulan.
B. Rumusan
Masalah
a. Manusia
Sebagai Makhluk Biososial
b. Interaksi
Sebagai Dasar Dari Proses Sosial
c. Unsur-unsur
Interaksi Sosial
d. Bentuk-
Bentuk Interaksi Social
e. Masalah / Realita di Lapangan
C. Batasan
Masalah
Setelah
mengidentifikasi dan membahas masalah yang ada, maka kami hanya dapat membatasi
permasalahan pada manusia sebagai makhluk biososial sampai bentuk-bentuk interaksi social
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
PROSES
SOSIAL
A.
Manusia
Sebagai Makhluk Biososial
Kepribadian atau personalitas bukanlah merupakan hal
yang di warisi, yang diperolehnya dari keturunan, tetapi personalitas itu
adalah resultans daripada proses interaksi social, secara fundamental antara
individu dengan individu di dalam dan denganseluruh pola kebudayaan yang ada
disekitar individu-individu, baik materil maupun non materil, baik individu
maupun social. Manusia dilahirkan di dalam masyarakat mempunyai tata hidup dan
penghidupan serta pola tingkah laku yang komplek. Ada dua pandangan yang
bertentangan satu sama lain tentang hakikat pertumbuhan manusia.
Pertama, ialah pandangan dari nativisme, yang di
pelapori oleh Schopenhauer, yang menyatakan bahwa manusia itu akan berkembang
menjadi manusia yang bagaimana, hal itu bergantung dari pada nutrisinya,
bergantung pada pembawaannya. Kalau pembawaannya pandai itulah akan menjadi
manusia yang pintar, sedangkan pengaruh kebudayaan, minsalnya pendidikan
bukanlah factor yang paling menentukan.
Kedua, merupakan yang berlawanan dengan pandangan
nativisme, ialah pandangan empirisme yang di pelopori oleh Jhon Locke, yang
menyatakan bahwa bayi ketika lahir itu ibarat kertas putih bersih, ibarat tabularasa
dalam jiwanya, dan akan tumbuh berkembang menjadi apa anak itu kelak tergantung
dari pengaruh luar.
Ketiga, perpaduan antara kedua pandangan tersebut
ialah pandangan konvegensi , yang ditokohi oleh William Stern, yang mengatakan
bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak itu di tentukan oleh factor endogen (
pembawaan) dan faktor exogen, factor dari luar ( milieu alamiah dan sosio
cultural )
Kaum sosiologi menganggap bahwa yang menjadi hakikat
manusia adala: pertama dorongan-dorongan pokok yang elemen minsalnya makan,
eliminasi, vocalisasi dan gerak, kedua sensitivitas terhadap stimuli baik dalam
maupun luar individu minsalnya lapar, haus, sakit, dan ketiga
perbedaan-perbedaan dan ketidak sejajaran dalam pertumbuhan manusia baik fisik
maupun social.
Jadi hakikat manusia adalah pribadi yang tumbuh dan
berkembang di dalam pergaulan manusia, didalam interaksi social. Pribadi mana
mempunyai kemampuan-kemampuan potensial dari struktur biologis manusia dan di
kembangkan oleh struktur social manusia sehingga dengan kata lain bahwa hakikat
manusia adalah makhluk biososial.
B.
Interaksi
Sebagai Dasar Dari Proses Sosial
Beberapa
pendapat para ahli sosiologi tentang proses social:
1) Adham
Nasution: proses social adalah proses kelompok-kelompok dan individu-individu saling berhubungan yang
merupakan bentuk antara aksi social, ialah bentuk-bentuk yang Nampak kalau
kelompok-kelompok manusia atau orang perorangan mengadakan hubungan satu sama
lain. Jadi proses social adalah rangkaian human actions yang merupakan aksi dan
reaksi atau challenge dan respons didalam hubungannya satu sama lain
2) Roucek
dan Warren, interaksi adalah proses, melalui tindak balas tiap-tiap kelompok
berturut-turut menjadi unsure penggerak bagi tindak balas dari kelompok lain.
Ia adalah suatu proses timbal balik,
dengan mana satu kelompok dipengaruhi tingkah laku reaktif pihak lain dan
dengan berbuat demikian ia mempengaruhi tingkah laku orang lain.
Bentuk umum proses social adalah interaksi social
(proses sosial) karena interaksi social merupakan syarat utama terjadinya
aktivitas-aktivitas social. Bentuk lain proses social hanya merupakan
bentuk-bentuk khusus dari interaksi social.
Interaksi social merupakan hubungan-hubungan social
yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok dengan kelompok
manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.
Apabila dua
orang bertemu, interaksi social di mulai pada saat itu. Mereka saling menegur,
berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan berkelahi. Aktivitas-aktivitas
semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi social. Walaupun orang-orang yang
bertemu muka tersebut tidak saling berbicara atau tidak saling menukar
tanda-tanda interaksi social telah terjadi, karena masing-masing sadar akan
adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan maupun
syaraf orang-orang yang bersangkutan, yang disebabkan oleh minsalnya bau
keringat, minyak wangi, suara berjalan dsabnya. Semuanya itu menimbulkan kesan
didalam pikirang seseorang kemudian menentukan tindakan apa yang akan
dilakukannya.
Interaksi social antara kelompok-kelompok manusia
terjadi antara kelompok tersebut sebagai kesatuan dan bisanya tidak menyangkut
pribadi anggota-anggotanya. Contohnya dapat dikemukakan perang dunia kedua yang
lalu sebagaimana dilukiskan oleh Gillin dan Gillin. Pada tanggal 7 desember
1939, patrol prancis telah berhasil menawan tiga orang prajurit jerman. Salah
seorang tawanan menderita luka-luka pada tanganya sewaktu terjadi pertempuran .
para tawanan dibawa ke garis belakang. Di tempat yang agak terang, tawanan yang
luka-luka dan prajurit prancis yang telah menembaknya saling mengenal dan
saling memeluk. Ternyata sebelum perang, keduanya adalah sahabat yang selalu
bersaing pada setiap perlombaan balap sepeda bayaran. Mereka bukan musuh secara
pribadi, tetapi kelompoknya masing-masing( yaitu Negara jerman dan prancis)
yang bermusuhan. Interaksi antara kelompok-kelompok tersebut tidak bersifat
pribadi.
Contoh lainnya adalah seorang guru menghadapi
muridnya yang merupakan suatu kelompok manusia di dalam kelas. Di dalam
interaksi social tersebut, pada taraf pertama akan tampak bahwa guru mencoba
menguasai kelasnya supaya interaksi berlangsung dengan seimbang, dimana terjadi
saling mempengaruhi antara kedua belah pihak. Dengan demikian, interaksi
social, hanya berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi kedua belah
pihak.
Interkasi social tak akan mungkin terjadi apabila
manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan Sesuatu yang sama sekali tidak
berpengaruh terhadap system syarafnya, sebagai akibat hubungan termaksud.
Berlangsungnya suatu proses interaksi social berdasarkan berbagai factor lain,
factor imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. Factor-faktor tersebut dapat
bergerak sendiri-sendiri secara terpisah maupun dalam keadaan bergabung. Factor
imitasi minsalnya, dari segi positif
imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan
nilai-nilai yang berlaku. Sedangkan dari segi negatifnya minsalnya yang ditiru
adalah tindakan-tindakan yang menyinpang. Selain itu, juga dapat melemahkan
atau bahkan mematikan pengembangan daya kreasi seseorang. Factor sugesti
berlangsung apabila seseorang member suatu pandangan atau sikap yang berasal
dari dirinya yang kemudian di terima oleh pihak lain. Berlangsungaya sugesti
dapat terjadi karena pihak yang menerima di landa emosi, yang menghambat daya
pikirnya secara rasional. Identifikasi sebenarnya merupakan
kecendrungan-kecendrungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk
menjadi sama dengan pihak lain.proses identifikasi berlangsung dalam suatu
keadaan di mana yang beridentifikasi benar-benar mengenal pihak lain (yang
menjadi idealnya ) sehingga pandangan,
sikap maupun kaidah-kaidah yang berlaku pada pihak lain tadi dapat melembaga
dan bahkan menjiwainya.Proses simpati sebenarnya merupakan suatu proses di mana
seseorang merasa tertarik kepada pihak lain.dalam proses ini perasaan memegang
peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama simpati adalah keinginan
untuk memahami pihak lain yang bekerja sama dengannya. Hal-hal tersebut di atas
merupakan factor-faktor minimal menjadi dasar bagi berlangsungnya proses
interaksi social, walaupun dalam kenyataanya proses tadi memang sangat kompleks
sehingga sulit mengadakan pembedaan tegas antara factor-faktor tersebut.akan
tetapi dapat dikatakan bahwa imitasi dan sugesti terjadi lebih cepat, walaupun
pengaruhnya kurang mendalam bila dibandingkan dengan identifikasi dan simpati
yang secara relative lambat proses berlangsungnya.
Ciri-ciri interaksi social menurut Charles P.
Loomis:
·
Jumlah pelaku lebih
dari seorang, bisa dua atau lebih
·
Adanya komunikasi
antara pelaku dengan menggunakan symbol-simbol
·
Adanya suatu dimensi
waktu
·
Adanya tujuan-tujuan tertentu
C.
Unsur-unsur
Interaksi Sosial
Di dalam interaksi social mengandung makna tentang
kontak mata tentang kontak secara timbale balik atau inter-stimulasi dan respon
antara individu-individu kelompok-kelompok. Alvin dan Helen Gouldner,
menjelaskan interaksi sebagai aksi dan reaksi diantara orang-orang. Dengan
demikian, terjadinya interaksi apabila satu individu atau individu-individu
lainnya.
Kata kontak berasal dari bahasa
Latin con atau cum (artinya bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh).
Arti secara hanafiah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru
terjadi apabila terjadinya hubungan badaniah. Sebagai gejala seosial itu tidak
perlu berarti suatu hubungan badaniah, karena dewasa ini dengan adanya
perkembangan teknologi, orang dapat menyentuh berbagai pihak tanpa menyentuhnya.
Dapat dikatakan bahwa hubungan badaniah bukanlah syarat untuk terjadinya suatu
kontak. Terjadinya suatu kontak tidaklah semata-mata tergantung dari tindakan,
tetapi juga tanggapan terhadap tindakan tersebut. Kontak sosial yang bersifat
positif mengarah pada suatu kerja sama, sengangkan yang bersifat negatif
mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan
suatu interaksi sosial. Suatu kontak dapat bersifat primer atau sekunder.
Kontak perimer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan
berhadapan muka. Kontak sekunder memerlukan suatu perantara. Sekunder dapat
dilakukan secara langsung. Hubungan-hubungan yang sekunder tersebut dapat
dilakukan melalui alat-alat telepon, telegraf, radio, dst
Kontak pada dasarnya merupakan aksi dari individu
atau kelompok dan mempunyai makna bagi pelakunya, yang kemudian ditangkap oleh
individu atau kelompok lain.
Penangkapan
makna tersebut yang menjadi pangkal tolak untuk memberikan reaksi. Kontak dapat
terjadi secara langsung yaitu: melalui gerak dari fisikal organisme (action of
physical organism) minsalnya, melalui pembicaraan, gerak, isyarat, dan dapat
pula secara tidak langsung, minsalnya melalui tulisan atau bentuk-bentuk
laindari komunikasi jarak jauh. Kontak antara individu tidak saja terjadi pada
jarak yang dekat minsalnya pada jarak sejauh kemampuan panca indra manusia
tetapi alat-alat kebudayaan manusia memungkinkan individu-individu berkontak
pada jarak yang amat jauh. Kalau seorang pembaca, membaca tulisan seorang
penulis, maka diantara penulis dan pembaca telah terjadi kontak dengan tidak
mengindahkan jarak antara kedua individu tadi dengan demikian juga kalau
seorang menelpon dan mendapat jawaban dari seorang individu di ujung lain, maka
telah terjadi kontak antara individu itu, demikian dinyatakan oleh
Koentjaraningrat.
Arti terpenting komunikasi adalah
bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud
pembicaraan, gera-gerak badaniah atau sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin
disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan
reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut. Dengan
adanya komunikasi tersebut, sikap-sikap dan perasaan suatu kelompok manusia
atau perseorangan dapat diketahui oleh kelompok lain atau orang lainnya. Hal
itu kemudian merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa yang dilakukannya.
Adapun komunikasi muncul setelah kontak berlangsung.
Terjadinya kontak belum berarti telah ada komunikasi, oleh karena komunikasi
itu muncul apabila seseorang individu memberi tafsiran pada prilaku orang lain.
Dengan tafsiran tadi, lalu seorang itu mewujudkan prilaku, dimana prilaku
tersebut merupakan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang
itu.
Sehubungan dengan komunikasi, Schlegel berpendapat
bahwa manusia adalah makhluk social yang dapat bergaul dengan dirinya sendiri,
mentafsirkan makna-makna, objek-objek: di dalam kesedarannya, dan memutuskan
bagaimana ia bertindak secara berarti sesuai dengan penafsiran itu.
Menurut
Kimbal Young, interaksi social dapat berlangsung antara:
·
Orang-perorangan dengan
kelompok atau kelompok dengan orang-perorangan ( there may be to group to
person relation)
·
Kelompok dengan
kelompok ( there is group to group intrection)
·
Orang-perorangan (
there is person to person in teraction)
Sehubungan dengan pendapat kimbal young di atas,
khusus mengenai hubungan antara kelompok dengan kelompok, atau dimana hubungan
itu menyangkut kelompok: pandangan Schagel, yang menyatakan bahwa:
“tingkah laku kelompok yaitu tingkah laku bersama
harus di bentuk melalui proses penafsiran juga, agar orang-orang (did alam
kelompok) dapat bertindak bersama dalam keadaan-keadaan yang dihadapi kelompok
itu. Tetapi yang menafsirkan dan bertindak adalah orang-orang juga. Kelompok
juga tidak pernah bertindak bersama. Tingkah laku di dalam kelompok, tindakan
banyak orang bisa sama, karena makna-makna dari keadaan itu ditafsirkan sama.”
Dengan demikian, Schlagel ingin mengatakan bahwa
tidak terdapat hubungan antara kelompok atau perorangan dengan kelompok, oleh
karena kelompok itu adalah orang-orang juga, maka hubungan yang terjadi adalah
antara orang dengan orang; antara satu orang dengan banyak orang, atau antara
banyak orang. Secara empiris memang kelompok social itu tidak dapat bertindak,
akan tetapi yang bertindak itu adalah seorang ata beberapa orang yang
mengatasinya.contohnya bila keluarga melakukan hubungan dengan keluarga lain,
maka yang melalukan itu adalah seseorang, yaitu minsalnya: kepala keluarga atau
mewakili, maupun yang mengatasnamakan keluarga itu. Dalam pemikiran sosiologi
yang dinamakan kelompok social itu bukanlah suatu bangunan fisik, contohnya
keluarga itu bukanlah rumah kan tetapi orang-orang yang menjadi anggota
kelompok tersebut. Jadi secara kongkret kelompok social itu dapatlah melakukan
hubungan dengan kelompok lain.
Menurut
Stoner (1995), unsure-unsur interaksi social terdiri atas 8 bagian berikut ini:
- Pengirim (sender)
- Pembuat sandi (encoding)
- Saluran (channel)
- Pesan ( message)
- Penerima (receiver)
- Penguraian sandi ( decoding)
- Kegaduhan (noise)
- Umpan balik (feedback)
Jadi
syarat terjadinya interaksi adalah
·
kontak social (social
contact) , yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk yaitu: antarindividu,
antarindividu dengan kelompoknya, antar kelompok. Selain itu suatu kontak,dapat
pula bersifat lansung maupun tidak langsung
·
Adanya komunikasi yaitu seseorang memberi arti pada
prilaku orang lain, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang
tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian member reaksi terhadap seseorang
yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.
D.
Bentuk-
Bentuk Interaksi Social
Bentuk-bentuk interaksi sosial
dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan bahkan
dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict). Pertikaian
mungkin akan mendapatkan suatu penyelesaian, namun penyelesaian tersebut hanya
akan dapat diterima untuk sementara waktu, yang dinamakan akomodasi. Ini
berarti kedua belah pihak belum tentu puas sepenunya. Suatu keadaan dapat
dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial. Keempat bentuk pokok
dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan suatu kontinuitas, di
dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan kerja sama yang kemudian menjadi
persaingan serta memuncak menjadi pertikaian untuk akhirnya sampai pada
akomodasi.
Gillin dan Gillin mengadakan
penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada dua macam proses sosial
yang timbul sebagai akibat adanya interaksi social
1.
Proses-proses
yang Asosiatif
a.
Kerja
Sama (Cooperation)
Timbulnya kerja sama menurut
Charles H. Cooley adalah apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai
kepentingan-kepentingan yang sama, dan pada saat bersamaan mempunyai cukup
pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan
tersebut melalui kerja sama.
Suatu usaha bersama antara orang
perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan
bersama. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang dapat digerakan
untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan
tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Juga harus ada iklim
yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas jasa yang akan diterima.
Dalam perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu diperlukan bagi
mereka yang bekerja sama supaya rencana kerja samanya dapat terlaksana dengan
baik.
Kerja sama timbul karena orientasi
orang-perorangan terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainya
(yang merupakan out-group-nya). Kerja sama akan bertambah kuat jika ada hal-hal
yang menyinggung anggota/perorangan lainnya.
Fungsi Kerjasama digambarkan oleh
Charles H.Cooley ”kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka
mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan
mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk
memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya
kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta
penting dalam kerjasama yang berguna.
Dalam teori-teori sosiologi dapat
dijumpai beberapa bentuk kerjasama yang biasa diberi nama kerja sama
(cooperation). Kerjasama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi dengan :
Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation) : Kerjasama yang sertamerta Kerjasama Langsung (Directed Cooperation) : Kerjasama yang merupakan hasil perintah atasan atau penguasa Kerjasama Kontrak (Contractual Cooperation) : Kerjasama atas dasar tertentu
Kerjasama Tradisional (Traditional Cooperation) : Kerjasama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial.
Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation) : Kerjasama yang sertamerta Kerjasama Langsung (Directed Cooperation) : Kerjasama yang merupakan hasil perintah atasan atau penguasa Kerjasama Kontrak (Contractual Cooperation) : Kerjasama atas dasar tertentu
Kerjasama Tradisional (Traditional Cooperation) : Kerjasama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial.
Ada 5 bentuk kerjasama :
1)
Kerukunan
yang mencakup gotong-royong dan tolong menolong
2)
Bargaining,
Yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa
antara organisasi atau lebih
3)
Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses
penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam
suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya
kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan
4)
Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara
dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat
menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua
organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktut yang tidak sama
antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karenamaksud utama adalah untuk
mencapat satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya adalah kooperatif.
5)
Joint
venture, yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya
pengeboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan, dst
b. Akomodasi
( Akomodation)
1) Pengertian
Istilah Akomodasi dipergunakan
dalam dua arti : menujukkan pada suatu keadaan dan untuk menujuk pada suatu
proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan,berarti adanya suatu keseimbangan
(equilibrium) dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok
manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang
berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada
usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha
manusia untuk mencapai kestabilan
Soejono Soekanto menyatakan bahwa
akomodasi itu menunjuk pada dua arti atau maknanya, yang pertama akomodasi
menunjuk pada suatu keadaan dan kedua, akomodasi menunjuk pada suatu proses.
Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha untuk mencapai
penyelasaian pertikaian sedangkan sebagai suatu keadaan, akomodasi menunjuk
pada suatu kondisi selesainya pertikaian tersebut.
Menurut Gillin dan Gillin,
akomodasi adalah suatu perngertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk
menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya
dengan adaptasi(adaptation) yang di pergunakan oleh ahli-ahli biologi untuk
memunjuk pada suatu proses di mana makhluk-makhluk hidup menyusuaikan dirinya
dengan alam sekitarnya. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau
kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri
untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk
menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak
kehilangan kepribadiannya.
Tujuan Akomodasi dapat berbeda-beda
sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu :
1.
Untuk
mengurangi pertentangan antara orang atau kelompok manusia sebagai akibat
perbedaan paham
2.
Mencegah
meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer
3.
Memungkinkan
terjadinya kerjasama antara kelompok sosial yang hidupnya terpisah akibat
faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada
masyarakat yang mengenal sistem berkasta
4.
mengusahakan
peleburan antara kelompok sosial yang terpisah.
2)
Bentuk-
bentuk akomodasi
Ø Corecion, suatu bentuk akomodasi yang
prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan
Ø Compromise, bentuk akomodasi dimana
pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian
terhadap perselisihan yang ada.
Ø Arbitration, Suatu cara untuk mencapai
compromise apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya
sendiri.
Ø Mediation, pada mediation di undanglah
pihak ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada.
Ø Conciliation, suatu usaha untuk
mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi
tercapainya suatu persetujuan bersama.
Ø Toleration, merupakan bentuk akomodasi
tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
Ø Stalemate, suatu akomodasi dimana
pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti
pada satu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
Ø Adjudication, Penyelesaian perkara atau
sengketa di pengadilan
3) Hasil-hasil Akomodasi
Ø Akomodasi dan Intergrasi Masyarakat
Ø Akomodasi dan intergrasi masyarakat
telah berbuat banyak untuk menghindarkan masyarakat dari benih-benih
pertentangan laten yang akan melahirkan pertentangan baru.
Ø Menekankan Oposisi Sering kali suatu
persaingan dilaksanakan demi keuntungan suatu kelompok tertentu dan kerugian
bagi pihak lain.
Ø Koordinasi berbagai kepribadian yang
berbeda Perubahan lembaga kemasyarakatan agar sesuai dengan keadaan baru atau
keadaan yang berubah
Ø Perubahan-perubahan dalam kedudukan.
Ø Akomodasi membuka jalan ke arah asimilasi, Dengan
adanya proses asimilasi, para pihak lebih saling mengenal dan dengan timbulnya benih-benih toleransi mereka
lebih mudah untuk saling mendekati.
4)
Asimilasi
( Asimilation)
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan
adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara
orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha
untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan
memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
Proses Asimilasi timbul bila ada:
Ø
Kelompok-kelompok
manusia yang berbeda kebudayaannya
Ø
orang-perorangan
sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk
waktu yang lama sehingga
Ø
kebudayaan-kebudayaan
dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling
menyesuaikan diri
Beberapa bentuk interaksi sosial yang
memberi arah ke suatu proses asimilasi (interaksi yang asimilatif) bila memilii
syarat-syarat berikut ini:
Ø
Interaksi
sosial tersebut bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain, dimana pihak
yang lain tadi juga berlaku sama
Ø
interaksi
sosial tersebut tidak mengalami halangan-halangan atau pembatasan-pembatasan
Ø
Interaksi
sosial tersebut bersifat langsung dan primer
Ø
Frekuaensi
interaksi sosial tinggi dan tetap, serta ada keseimbangan antara pola-pola
tersebut. Artinya, stimulan dan tanggapan-tanggapan dari pihak-pihak yang
mengadakan asimilasi harus sering dilakukan dan suatu keseimbangan tertentu
harus dicapai dan dikembangankan.
Faktor-faktor yang dapat mempermudah
terjadinya suatu asimilasi adalah:
Ø
Toleransi
Ø
kesempatan-kesempatan
yang seimbang di bidang ekonomi
Ø
sikap
menghargai orang asing dan kebudayaannya
Ø
sikap
tebuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
Ø
persamaan
dalam unsur-unsur kebudayaan
Ø
perkawinan
campuran (amaigamation)
Ø
adanya
musuh bersama dari luar
Faktor umum penghalangan terjadinya
asimilasi
Ø
Terisolasinya
kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat
Ø
kurangnya
pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan dengan itu
seringkali menimbulkan faktor ketiga
Ø
perasaan
takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi
perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya
perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya
Ø
.Dalam
batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah
dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi
Ø
In-Group-Feeling
yang kuat menjadi penghalang berlangsungnya asimilasi. In Group Feeling berarti
adanya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok dan
kebudayaan kelompok yang bersangkutan.
Ø
Gangguan
dari golongan yang berkuasa terhadap minoritas lain apabila golongan minoritas
lain mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa
Ø
faktor
perbedaan kepentingan yang kemudian ditambah dengan pertentangan-pertentangan
pribadi.
Asimilasi menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan sosial dan
dalam pola adat istiadat serta interaksi sosial. Proses yang disebut terakhir
biasa dinamakan akulturasi. Perubahan-perubahan dalam pola adat istiadat dan
interaksi sosial kadangkala tidak terlalu penting dan menonjol.
2. Proses
Disosiatif
Proses disosiatif sering disebut
sebagai oppositional proccesses, yang persis halnya dengan kerjasama, dapat
ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh
kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan. Oposisi dapat diartikan
sebagai cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai
tujuan tertentu. Pola-pola oposisi tersebut dinamakan juga sebagai perjuangan
untuk tetap hidup (struggle for existence).
Untuk kepentingan analisis ilmu pengetahan,
oposisi proses-proses yang disosiatif dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu:
a. Persaingan
(competion)
Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial
dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui
bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian
umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian
publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan
ancaman atau kekerasan. Persaingan mempunya dua tipe umum
Bersifat Pribadi : Individu, perorangan, bersaing dalam memperoleh kedudukan. Tipe ini dinamakan rivalry.
Bersifat Pribadi : Individu, perorangan, bersaing dalam memperoleh kedudukan. Tipe ini dinamakan rivalry.
Bersifat Tidak Pribadi : Misalnya
terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing untuk mendapatkan monopoli di
suatu wilayah tertentu.
Bentuk-bentuk persaingan
·
Persaingan
ekonomi : timbul karena terbatasnya persediaan dibandingkan dengan jumlah
konsumen
·
Persaingan
kebudayaan : dapat menyangkut persaingan bidang keagamaan, pendidikan, dst
·
Persaingan
kedudukan dan peranan : di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok
terdapat keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai
kedudukan serta peranan terpandang.
·
Persaingan
ras : merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini disebabkan karena
ciri-ciri badaniyah terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya.
Persaingan dalam batas-batas tertentu
dapat mempunyai beberapa fungsi :
·
Menyalurkan
keinginan individu atau kelompok yang bersifat kompetitif
·
Sebagai
jalan dimana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa
medapat pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing.
·
Sebagai
alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan sosial. Persaingan berfungsi
untuk mendudukan individu pada kedudukan serta peranan yang sesuai dengan
kemampuannya.
·
Sebagai
alat menyaring para warga golongan karya (”fungsional”)
Menurut Horton dan Hunt, fungsi
persaingan adalah:
·
Persaingan
boleh dianggap sebagai suatu alat pendistribusian yang tidak sempurna
·
Persaingan
dapat membentuk sikap tertentu bagi yang melakukan pesaingan ( competetors)
·
Persaingan
dapat memberikan stimulasi atau ransangan kepada setiap orang untuk melakukan
prestasi yang baik.
Ransangan dari suatu persaingan pada
dasarnya dan bagaimana pun paling sedikit terbatas dalam tiga hal yaitu:
·
Persaingan
dapat memberikan efek kemunduran bagi masyarakat
·
Persainagan
hanya dapat membangkitkan semangat pada beberapa macam kegiatan
·
Persaingan
mempunyai tedensi atau kecurangan yang mengarah pada pertikaian atau conflict
Hasil suatu persaingan terkait erat
dengan berbagai faktor berikut ini ”
·
Kerpibadian
seseorang: seperti dikemukakan oleh Charles H.Cooley, apabila persaingan
dilakukan secara jujur, persaiangan akan dapat mengembangkan rasa social dalam
diri seseorang.
·
Kemajuan : Persaingan akan mendorong seseorang
untuk bekerja keras dan memberikan sahamnya untuk pembangunan masyarakat.
·
Solidaritas
kelompok : Persaingan yang jujur akan menyebabkan para individu akan saling
menyesuaikan diri dalam hubungan-hubungan sosialnya hingga tercapai keserasian.
·
Disorganisasi
: Perubahan yang terjadi terlalu cepat dalam masyarakat akan mengakibatkan
disorganisasi pada struktur sosial.
b. Kontravensi
( contravention)
Kontravensi pada hakikatnya
merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan
pertentangan atau pertikaian. Kontravensi di tandai oleh gejala-gejala adanya
ketidak puasan mengenai diri seseorang atau suatu rencana dan perasaan tidak
suka yang di sembunyikan, kebencian, atau keragu-raguan terhadap kepribadian
seseorang.
Bentuk kontraversi menurut Leopold von Wiese
dan Howard Becker ada 5 :
·
yang
umum meliputi perbuatan seperti penolakan, keenganan, perlawanan, perbuatan
menghalang-halangi, protes, gangguang-gangguan, kekerasan, pengacauan rencana.
·
yang
sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki
melalui surat selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian pada
pihak lain, dst.
·
yang
intensif, penghasutan, menyebarkan desas desus yang mengecewakan pihak lain
yang rahasia, mengumumkan rahasian orang, berkhianat.
yang rahasia, mengumumkan rahasian orang, berkhianat.
·
yang
taktis, mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain.
Contoh lain adalah memaksa pihak lain
menyesuaikan diri dengan kekerasan, provokasi, intimidasi, dst.
Menurut Leo von Wiese dan Howard Becker
ada 3 tipe umum kontravensi :
·
Kontraversi
generasi masyarakat : lazim terjadi terutama pada zaman yang sudah mengalami
perubahan yang sangat cepat.
·
Kontraversi
seks : menyangkut hubungan suami dengan istri dalam keluarga.
·
Kontraversi
Parlementer : hubungan antara golongan mayoritas dengan golongan minoritas
dalam masyarakat.baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam lembaga
legislatif, keagamaan, pendidikan, dst.
Tipe Kontravensi:
·
Kontravensi
antarmasyarakat setempat, mempunyai dua bentuk :
·
Kontavensi
antarmasyarakat setempat yang berlainan (intracommunity struggle)
Kontravensi antar golongan-golongan dalam satu masyarakat setempat (intercommunity struggle)
Kontravensi antar golongan-golongan dalam satu masyarakat setempat (intercommunity struggle)
·
Antagonisme
keagamaan
·
Kontravensi
Intelektual : sikap meninggikan diri dari mereka yang mempunyai latar belakang
pendidikan yang tinggi atau sebaliknya
·
Oposisi
moral : erat hubungannya dengan kebudayaan.
c.
Pertentangan
(pertikaian atau conflict)
Pribadi maupun kelompok menyadari
adanya perbedaan-perbedaan misalnya dalam ciri-ciri badaniyah, emosi,
unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, dan seterusnya dengan pihak
lain.pertentangan atau pertiakain merupakan proses social di mana individu atau
kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan
yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Ciri tersebut dapat mempertajam
perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan atau pertikaian.
Sebab musabab pertentangan adalah :
·
Perbedaan
antara individu
·
Perbedaan
kebudayaan
·
perbedaan
kepentingan
·
perubahan
sosial.
Pertentangan dapat pula menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan
antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat. Timbulnya pertentangan merupakan
pertanda bahwa akomodasi yang sebelumnya telah tercapai.
Pertentangan mempunyai beberapa bentuk
khusus:
·
Pertentangan
pribadi
·
Pertentangan
Rasial : dalam hal ini para pihak akan menyadari betapa adanya perbedaan antara
mereka yang menimbulkan pertentangan
·
Pertentangan
antara kelas-kelas sosial : disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan
Pertentangan politik : menyangkut baik antara golongan-golongan dalam satu masyarakat, maupun antara negara-negara yang berdaulat
Pertentangan politik : menyangkut baik antara golongan-golongan dalam satu masyarakat, maupun antara negara-negara yang berdaulat
·
Pertentangan
yang bersifat internasional : disebabkan perbedaan-perbedaan kepentingan yang
kemudian merembes ke kedaulatan Negara
Akibat-akibat bentuk pertentangan
·
Tambahnya
solidaritas in-group
·
Apabila
pertentangan antara golongan-golongan terjadi dalam satu kelompok tertentu,
akibatnya adalah sebaliknya, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok
tersebut.
·
Perubahan
kepribadian para individu
·
Hancurnya
harta benda dan jatuhnya korban manusia
·
Akomodasi,
dominasi, dan takluknya salah satu pihak
E.
Masalah / Realita di
Lapangan
Masalah yang di ambil tentang
bentuk-bentuk interaksi yang salah satunya kontravensi (contravention) yang
hakikatnya adalah merupakan bentuk proses social yang berada antara persaingan
dan pertentangan atau pertikaan. dalam
bentuk murninya kontravensi merupakan sikap mental yang tersembunyi
terhadap orang lain atau terhadap unsure-unsur kebudayaan suatu golongan
tertentu. Sikap tersembunyi tersebut dapat berubah menjadi kebencian, tetapi
tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian, salah satu contohnya adalah
apabila rencana yang telah ditetapkan pemerintah diragukan kegunaannya oleh
masyrakat yang salah satunya terjadi saat ini pada kasus lumpur lapindo.
Masalah
kebijakan pemerintah tentang dana untuk penanggulangan lapindo
Pemerintah dinilai ambigu saat
mengatakan negara mengalami defisit anggaran. Pasalnya, pemerintah malah
mengakomodasi dana untuk penanggulangan semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo,
Jawa Timur.
“Kalau
semburannya belum berhenti, tanggulnya masih jebol, daerah yang terkena dampak
juga semakin luas. Dengan tidak adanya garis batas yang jelas bencana alam atau
menjadi tanggung jawab perusahaan (Lapindo Brantas), tahun-tahun berikutnya
APBN akan terus terbebani
persoalan ini.
Ketika Pemerintah
menyatakan alokasi dana untuk subsidi BBM – yang dinikmati oleh hampir seluruh rakyat Indonesia
dan dampaknya sangat sentral pada perekonomian rakyat – harus dikurangi agar
APBN 2012 tidak jebol, ternyata pada saat yang bersamaan Pemerintah justru
menaikkan anggaran negara yang dialokasikan bagi penanggulangan dampak semburan
lumpur panas di Sidoarjo, yang diakibatkan oleh pengeboran minyak yang
dilakukan olebh sebuah korporasi besar bernama Lapindo Brantas Incorporation
(LBI).
Dalam UU APBN Perubahan
2012 (APBN-P 2012), bukan hanya pasal 7 ayat 6 (a) tentang BBM yang membolehkan
Pemerintah melakukan penyesuaian harga jika rerata perubahan ICP mencapai 15%
dalam kurun waktu 6 bulan, itu saja yang menjadi polemik. Rupanya, di pasal 18
juga ada perubahan dan tambahan butir (c) yang luput dari perhatian anggota DPR
sehingga perubahan pasal tersebut disahkan. Pasal 18 (c) inilah yang kemudian
disebut-sebut sebagai barter dan deal politik antara Partai Demokrat dengan
Partai Golkar.
Bunyi pasal 18 (c)
APBN-P 2012 itu menyebutkan bahwa bantuan kontrak rumah dan tunjangan hidup,
serta biaya evakuasi dan pembayaran pembelian tanah dan bangunan di
luar peta terdampak bisa diatur lewat Perpres. Ini mengubah kebijakan sebelumnya di mana pemerintah hanya
membayari wilayah di dalam peta terdampak. Sebagai konsekwensinya, dana APBN
yang dialokasikan untuk itu mencapai Rp. 1,6 Triliun, naik dibandingkan APBN
tahun 2011. Penanganan lumpur Lapindo yang diambil langsung dari APBN itu
dimulai setelah Peraturan Presiden No 14 Tahun 2007 terbit. Padahal, sebelum
aturan tersebut dikeluarkan, dalam Keppres No 13 Tahun 2006 ditetapkan anggaran
penanganan bencana lumpur Lapindo berasal dari Lapindo Brantas Inc. Berikut
tabulasi dana yang telah dikucurkan negara untuk menanggulangi dampak lumpur Lapindo
:
TAHUN
|
NILAI (Rp.)
|
TERSERAP (Rp.)
|
%-TASE SERAPAN
|
2007
|
505
Miliar
|
119
Miliar
|
23,56%
|
2008
|
1,1
Triliun
|
513
Miliar
|
46,67%
|
2009
|
1,147
Triliun
|
705
Miliar
|
61,5%
|
2010
|
1,216
Triliun
|
300
Miliar
|
24,6%
|
2011
|
1,3
Triliun
|
Belum
ada data
|
|
2012
|
1,6
Triliun
|
Belum
terlaksana
|
|
TOTAL
|
6,2 Triliun
|
||
Lihatlah bahwa anggaran negara yang ditetapkan oleh
Pemerintahan SBY nilainya naik setiap tahun, sementara serapannya sangat
rendah. Jika sudah terbukti serapannya rendah, kenapa Pemerintah selalu
menaikkan alokasi anggarannya? Bukankah ini ganjil? Sekedar untuk diketahui,
dana yang dibebankan sebagai tanggung jawab pihak Lapindo yang hanya Rp. 3,8
triliun dan tidak bakal bertambah lagi. Itupun, belum seluruhnya diselesaikan.
ada politik ekonomi yang terjadi
antara SBY dengan Ical, perihal semburan lumpur Sidoarjo yang bermula dari
eksplorasi PT. Lapindo Brantas, perusahaan pertambangan milik Ical. Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie dituding
telah melakukan konspirasi untuk menetapkan status semburan lumpur Sidoarjo
sebagai bencana alam.
Solusi untuk masalah
pada lumpur lapindo.
Mencoba Kanal Terpadu
Tim FPBI pada tahun 2007 pernah mengajukan usulan untuk pembuatan Kanal Terpadu ke pihak Timnas, namun tidak mendapatkan tanggapan dengan seksama. Kanal Terpadu dapat difungsikan mengelola aliran lumpur dengan meminimalisasi kebutuhan tanggul yang notabene tidak membutuhkan biaya dan bahan sirtu dalam jumlah besar.
Skema Kanal terpadu antara lain :
Pada pusat semburan (big hole) di pasang semacam tabung raksasa dari
besi atau semen cor sesuai ketinggian semburan lumpur dan di buat coakan yang
mengarah ke selatan.
1. Kemudian dibuat kanal
dengan sambungan elastis dari semen atau bahan lainnya (misalnya campuran
lumpur dan semen) dari coakan tersebut ke Kali Porong dengan konstruksi semi
ponton (terapung) yang diperkuat dengan tiang pancang atau dudukan dari tanggul
sirtu. Pembuatan kanal tersebut menyesuaikan dengan perbedaan ketinggian antara
semburan dengan Kali Porong, dimana kanal lebih tinggi di pusat semburan
dibanding dengan tanggul Kali Porong dengan perbedaan ± 20 meter.
2. Pemasangan pompa air
untuk mengalirkan dengan melalui pipa dari Kali Porong ke pusat semburan yang
berguna untuk mempertahankan likuiditas lumpur sehingga lumpur akan mengalir
dengan sendirinya ke Kali Porong.
3. Pembangunan Bendung
Gerak pada Pintu Air di Kali Porong tepat pada pintu air Jabon yang berfungsi
untuk menggelontor endapan lumpur di Kali Porong dengan memanfaatkan volume air
tertentu dari Kali porong dan Kali mati yang di perdalam dengan pengerukan.
Pintu Bendung Gerak akan secara otomatis terbuka apabila mencapai volume
tertentu yang cukup untuk menggelontor lumpur ke sepanjang Kali Porong.
4. Penempatan Kapal Keruk
di sepanjang aliran Kali Porong sampai muara yang berfungsi untuk mengurangi
endapan lumpur di Kali Porong dengan menaikkanya ke sepanjang tanggul Kali
Porong. Endapan ini akan dapat difungsikan untuk mempertinggi tanggul-tanggul
pada pertambakan maupun urugan jalan.
Pembuatan Kanal Terpadu tersebut diperkirakan membutuhkan baiaya lebih kecil dibanding dengan pekerjaan tanggul yang tiada henti tersebut dan menguntungkan beberapa pihak itu. Dan tidak terjadi berbagai spekulasi tentang dana yang di gunakan untuk lumpur lapindo yang membuat masyarakat menjadi bertanya-tanya tentang kebijakan pemerintah tentang lumpur lapindo.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
hakikat
manusia adalah pribadi yang tumbuh dan berkembang di dalam pergaulan manusia,
didalam interaksi social. Pribadi mana mempunyai kemampuan-kemampuan potensial
dari struktur biologis manusia dan di kembangkan oleh struktur social manusia
sehingga dengan kata lain bahwa hakikat manusia adalah makhluk biososial
proses social adalah proses
kelompok-kelompok dan individu-individu
saling berhubungan yang merupakan bentuk antara aksi social, ialah
bentuk-bentuk yang Nampak kalau kelompok-kelompok manusia atau orang perorangan
mengadakan hubungan satu sama lain. Jadi proses social adalah rangkaian human
actions yang merupakan aksi dan reaksi atau challenge dan respons didalam
hubungannya satu sama lain. Interaksi sosial adalah kunci semua kehidupan sosial, tanpa
interaksi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi sosial
merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial
merupakan hubungan yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-orang
perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan
dengan kelompok manusia.
Ciri-ciri
interaksi social menurut Charles P. Loomis:
·
Jumlah pelaku lebih
dari seorang, bisa dua atau lebih
·
Adanya komunikasi
antara pelaku dengan menggunakan symbol-simbol
·
Adanya suatu dimensi
waktu
·
Adanya tujuan-tujuan
tertentu
Unsure-unsur
interaksi social:
1.
Kontak sosial
2.
Komunikasi
Bentuk-bentuk
interaksi social
1.
Proses-proses yang Asosiatif
· Kerja
Sama (Cooperation)
·
Akomodasi (
Akomodation)
2. Proses Disosiatif
· Persaingan (competion)
· Kontravensi ( contravention)
b. Saran
Untuk
kasus yang terjadi pada lumpur lapindo hendaknya pemerintah hendaknya bertindak
tegas dalam menangani masalah lumpur lapindo dan dana yang di keluarkan harus
di tetapkan supaya masyarakat tidak menjadi bertanya-tanya tentang kebijakan
pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Soekanto,
Soejono.2009.Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:
PT Raja Gravindo Persada
Ahmadi,
Abu. 2007. Sosiologi Pendidikan.
Jakarta : PT Rineka Cipta
Bungin,
Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi:
Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi Di Masyarakat. Jakarta
: Kencana Prenada Media Group
Soleman,
Taneko. 1990. Struktur Dan Proses Sosial:
Suatu Pengantar Sosiologi Pembangaunan. Jakarta : CV Raja Wali
Syani,
Abdul. 1994. Sosiologi: Skematika, Teori
dan Terapan. Jakarta : Bumi Aksara
http://politik.kompasiana.com/2012/04/12/dana-apbn-untuk-lapindo-negara-mem-bailout-korporasi-besar/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar